Pertimbangan Pak Jokowi memilih KH. Ma’ruf
Amin tentu saja berkaitan dengan pembenahan akhlak masyarakat yang saat ini
sudah membelok demi mewujudkan revolusi mental yang diharapkan, mengingat latar
belakang KH. Ma’ruf Amin yang menjabat sebagai ketua MUI yang paham mengenai
dalil-dalil agama sehingga mampu diaplikasikan ke dalam suatu bentuk kebijakan
pemerintahan.
Berkaca pada prestasi Pak Sandiaga Uno inilah
yang bisa menjadi tolak ukur Pak Prabowo dalam memilih beliau sebagai calon
Wakil Presiden. Mengingat kekayaan Indonesia yang hingga saat ini belum
mencapai ekspektasi yang tinggi. Dengan pengalamanya sebagai seorang salah satu
pengusaha terbaik di Indonesia yang sukses, Pak Prabowo ingin membangun atau
bahkan mengembalikan kekayaan rakyat Indonesia secara merata.
Bicara mengenai Track Record, masing-masing Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden
memiliki record baik dan buruk.
Pak Jokowi berhasil dalam pembangunan
infrastruktur di Indonesia, bahkan hingga ke tempat-tempat terpencil sekalipun.
Hal ini bisa dilihat dari bagaimana jalan tol mulai dibangun demi meningkatkan
perekonomian di Indonesia, serta dibangunnya jalan Trans-Papua sehingga
akses-akses yang berada di sana mudah untuk dilalui dan membantu perkembangan
daerah tersebut jadi lebih baik lagi. Namun tentu saja, Pak Jokowi tak luput dari kesalahan. Permasalahan mengenai mobil Esemka
yang bak hilang ditelan bumi, penyelesaian kasus Novel Baswedan yang tak
kunjung usai dan maraknya kasus kriminalisasi Ulama dianggap sebagai record buruk Pak Jokowi.
Perihal KH. Ma’ruf Amin, terlintas
dalam pikiran saya bahwa beliau sudah sepuh sekali, mengapa
tak sebaiknya beliau mengurus umat lewat narasi dan mimbar keagamaan
saja. Namun, beliau yang berlatar belakang
sebagai Ulama dan menjabat sebagai ketua MUI pun memiliki record yang baik. Fatwa-fatwa Ulama yang telah disepakati dibawah
kepemimpinannya dianggap mampu merubah pola hidup dan pola pikir masyarakat
Indonesia menjadi lebih baik lagi. Salah satunya adalah Fatwa mengenai pedoman
penggunaan medsos yang sangat didukung oleh banyak pihak. Tapi tetap saja akan
ada pro kontra dalam hidup ini. Fatwa-fatwa lain yang telah diutarakan oleh MUI
pun juga memiliki kotroversi sehingga menimbulkan perdebatan. Entah itu
fatwa-fatwa mengenai BPJS yang tidak sesuai Fiqih, Fatwa rokok, atau bahkan
pelarangan menggunakan kostum MU yang saat ini masih jadi polemik.
Pak Prabowo pun memiliki Track Record yang baik, entah dari segi militer maupun bidang olahraga.
Kopassus dibawah kepemimpinannya, berhasil menjadi satuan-satuan elite terbaik
didunia. Tahun 2014, selaku Ketua Polo Berkuda Indonesia, beliau berhasil
menjadikan tim Indonesia sebagai tim terbaik Asia dan menjuarai kompetisi
Internasional. Namun tentu saja, permasalahan mengenai aktivitas 98 yang tak
kunjung terungkap hingga beredarnya surat pemecatan, serta permasalahan rumah
tangga yang berujung perceraian membuat ia dianggap bukan sosok Calon Presiden
yang berkredibilitas.
Pak Sandiaga Uno yang merupakan lulusan
George Washington University dengan IPK sempurna (4,00), mampu menjadi
pengusaha yang sangat handal dan masuk jajaran pengusaha terkaya Indonesia
versi majalah Forbes, dan juga penerima penghargaan “Indonesia Entrepeneur of the Year 2008” pada ajang
Anterprise Asia. Namun beberapa kebijakan yang ia buat selama menjadi wakil
gubernur, salah satunya yaitu OK OC dianggap masih belum merata, hingga
revitalisasi Tanah Abang yang dianggap justru menimbulkan masalah baru.
Jadi, kurang lebihnya begitu lah Track Record dari masing-masing Calon Presiden
dan Calon Wakil Presiden. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Namun cobalah lihat ketulusan hati mereka yang
ingin mengabdi kepada Bangsa dengan hati yang tulus. Siapapun yang terpilih,
mereka hanyalah butuh do’a, dukungan, serta kritikan positif dalam membangun
Bangsa. Musuh Negara kita bukan hanya
polemik yang terjadi hingga saat ini, tapi juga pola pikir yang berlebihan
membenci seorang tokoh namun hanya mampu melihat dari rekor buruknya saja.
Orang yang memiliki pemikiran seperti itu sangat mudah untuk dijadikan boneka
pemecah belah Bangsa.
Semoga kita bisa menjadi partisipan politik yang
mampu menggunakan dan menjalankan demokrasi yang baik. Stop memecah belah. Satu
suara itu penting, namun jangan menjadi orang sinting yang hanya mampu negative
thingking. Siapapun yang terpilih, harus kita dukung, karena mereka punya
niatan tulus dalam membangun Bangsa dan Negara yang diimpikan oleh seluruh
masyarakat Indonesia.
No comments:
Post a Comment